Jakarta, 19 Desember 2019. Festival Dokumenter Budi Luhur telah melaksanakan Awarding Night Festival Dokumenter Budi Luhur 2019, mengusung kembali tema “Kearifan Lokal” dengan subtema Lingkungan dan Sosial memiliki segmentasi yaitu Pelajar SMA/SMK, Mahasiswa, Masyarakat Umum, dan Komunitas Film.
Festival Dokumenter Budi Luhur (FDBL) mempunyai visi menjadi ajang kompetisi dan Audio Visual Library untuk Kearifan Lokal Asia Tenggara. Ajang kompetisi film dokumenter ini terbagi menjdi 3 kategori dokumenter, yaitu Dokumenter Pendek (pelajar, mahasiswa, dan umum), Dokumenter Panjang, dan Dokumenter 60 detik.
Karya yang terdaftar pada festival ini terkumpul sebanyak 295 karya dan dikurasi oleh juri-juri independen dan juri utama.
Juri utama dalam festival ini yaitu, Tonny Trimarsanto (Pendiri Rumah Dokumenter), Gerzon R. Ayawaila (Penulis Buku Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi), IGP Wiranegara (Juri FFI serta Sutradara Dokumenter), Sofia Setyorini (Direktur sekaligus pendiri EAST CINEMA), dan Priadi Soefjanto (Fotografer Profesional).
Dimana rangkaian acara dari Festival Dokumenter Budi Luhur yang sudah terlaksana sebagai berikut :
- Screening Karya Pemenang Festival Dokumenter Budi Luhur 2018 & Launching Festival Dokumenter Budi Luhur 2019 pada 26 Agustus 2019 di Auditorium Perpustakaan Nasional RI.
- Workshop Festival Dokumenter Budi Luhur pada 30 September 2019 di Ruang Teater Universitas Budi Luhur.
- Roadshow Festival Dokumenter Budi Luhur yang dilaksanakan di 3 Daerah yaitu :
– 8 Oktober 2019, di Atrium The Central Mall Gunawangsa Tidar, Surabaya
– 15-16 Oktober 2019, di Taman Budaya Jawa Barat & Bandung Creative Hub
– 18 Oktober 2019, di Ruang Multimedia Komunikasi, Gedung Ki Bagus Hadikusumo, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. - Masterclass Festival Dokumenter Budi Luhur pada 22 Oktober 2019, di Ruang Teater Universitas Budi Luhur
- Pengumpulan Karya Festival Dokumenter Budi Luhur pada 25 November 2019
- Kurasi karya pada 6-13 Desember 2019.
- Screening Nominasi pada 16-17 Desember 2019
serta Awarding Night Festival Dokumenter Budi Luhur yang menjadi acara puncak pada festival ini pada 19 Desember 2019 yang dihadiri langsung oleh :
– Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc., M.m selaku Rektor Universitas Budi Luhur
– Dr. Hari Soetanto, S.Kom., M.Sc D selaku Deputi Rektor Bidang Digitalisasi dan Pengembangan Pembelajaran
– Dr. Arief Wibowo, M.Kom selaku Direktur Kemahasiswaan Karir dan Alumni
– AMB Sunten Z Manurung, S.H selaku Direktur Kerjasama
– Dr. Nawiroh Vera, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Dosen – dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur.
para dewan juri yaitu, Sofia Setyorini, Tonny Trimarsanto, IGP Wiranegara. tamu undangan yaitu Lianto Luseno selaku Production Supervisior bersama inDocs dan Metro TV dan Deddy Irwany selaku Ketua ASPIKOM Korwil JABODETABEK, serta para nominasi dan Peserta Festival Dokumenter Budi Luhur 2019.
Berikut adalah Pemenang dari Masing- masing Kategori Dokumenter :
Film Dokumenter Panjang :
1. Terbaik 1 “Melarung Banyu Kidungan” sutradara Sinta Ridwan, Cirebon, Jawa Barat.
2. Terbaik 2 “Anak Merak” sutradara Saleksa Srengene, Empat Belas Project, Jawa Timur
3. Terbaik 3 “Plastic Blastic” sutradara Zidny Nafian, Illmacine, Kupang
Favorite : “Melarung Banyu Kidungan” sutradara Sinta Ridwan, Cirebon, Jawa Barat.
Film Dokumenter 60 Detik :
1. Terbaik 1 “Childhood Never Dies” sutradara Bagas Dwi Pamungkas, Makedoc Pictures, Kebumen, Jawa Tengah
2. Terbaik 2 “Canang Sari” sutradara I Kadek Dea Rosiyanti, Sekolah Tinggi Desain, Bali
3. Terbaik 3 “Nemlikur Ewu Sedio” sutradara Aldian Shobari, DKI Jakarta
Film Dokumenter Pendek “Pelajar” :
1. Terbaik 1 “Tarikan Nafas Dangkal” sutradara Ria Anung Anuwati, SMKN 1 Pacitan, Jawa Timur
2. Terbaik 2 “Mitigasi Berbasis Kearifan Lokal” sutradara Sumadi, SMKN 1 Bayan, Lombok
3. Terbaik 3 “Thong Ngin Fan Ngin Jit Jong” sutradara Micko Boanergers, Jam2 Films, BangkaBelitung.
Film Favorite : “Kurang Lebih 500 MDPL” sutradara Agil Syahrial, SMK Letris Indonesia 1, Banten
Film Dokumenter Pendek “Mahasiswa” :
- Terbaik 1 “Pustaka itu Pusaka” sutradara Sigit Setiawan, Sadajiwa Production, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
- Terbaik 2 “Ram Figther” sutradara Ardi Maulana Yusuf, Universitas Pasundan, Bandung
- Terbaik 3 “Kami Juga Manusia” sutradara Tania Qolbunada, Universitas Budi Luhur
Favorite : “Pustaka itu Pusaka” sutradara Sigit Setiawan, Sadajiwa Production, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Film Dokumenter Pendek “Umum” :
1. Terbaik 1 “Masijago Porak Mai” sutradara Gilang Syahbani, DAAI TV Jakarta
2. Terbaik 2 “Tanah Pesisir” sutradara Rizkyanto Dwi Mustafa, The Prolog FIlm, Cibubur, Jawa Barat
3. Terbaik 3 “Wido” sutradara Dewi Prastiningrum, Montase productions, Sleman, Yogyakarta
Favorite : “Tanah Pesisir” sutradara Rizkyanto Dwi Mustafa, The Prolog FIlm, Cibubur, Jawa Barat