Pertama Kali Ramadhan Tanpa Rendang Mama

Cesa

Assalamu’alaikum teman-teman,

Hai kenalin gua Syahrani Octa Ramadhona, biasa di panggil dona tapi sahabat-sahabat gua  biasanya manggil  nana. Hobbi gua nonton drama korea. Tau sih kehidupan real tidak bisa seindah drama korea hahaha.

Ngomongin ramadhan yang sebentar lagi udah hampir selesai, tahun ini beda banget sama tahun kemaren. Tahun kemarin gua masih ngerasain beberapa minggu di bulan ramadhan buka bareng keluarga, tapi tahun ini benar-benar tahun pertama gua di bulan ramadhan dan lebaran tidak bareng keluarga karena gua anak rantau, huhu sedih banget.

Gua sudah memasuki semester 4 yang dimana mahasiswa di gempur oleh tugas-tugas dan praktek. Selain sibuk dengan tugas gua juga sibuk liputan, jadi talent sosmed LMK, mikirin ide konten. Ini juga menjadi salah satu alasan gua tidak pulang kampung tahun ini karena semester ini gua banyak sekali praktek.

Agar tubuh gua tetap fit dan puasa gua terjaga di tengah-tengah kesibukan, biasanya gua makan dan minum secukupnya ketika sahur. Namun ketika gua sudah selesai kelas dan pekerjaan gua sudah selesai semua, gua mencari cara agar tubuh gua bergerak. Kerena, menurut gua semakin gua cuma diam-diam saja, semakin kerasa haus dan laparnya. Selain itu, gua juga memanfaatkan waktu untuk tidur sejenak.

Tradisi keluarga gua diawal ramadhan itu pasti selalu membuat rendang untuk sahur. Namun, ketika berbuka mama gua pasti selalu bikin es buah yang sangat segar.

Ngomongin anak rantau pasti masakan orang tua selalu dirindukan, apalagi ketika sahur, biasanya alarm nya itu di bangunkan oleh orang tua. Tetapi sekarang itu sudah tidak ada lagi karena sudah beda pulau dengan orang tua demi masa depan.  Tidak pulang di bulan ramadhan dan lebaran, itu sudah menjadi keputusan yang tepat sekaligus berat  bagi anak rantau yang mengorbankan waktunya bersama keluarga demi masa depan, karena mau bagaimana pun ngumpul bareng keluarga terutama orang tua itu menjadi momen-momen yang sangat berharga. Tetapi tidak apa-apa gua sangat bersyukur masih bisa melihat kedua orang tua walaupun hanya lewat video call saja. Dibalik itu semua gua sangat yakin seperti pepatah “ berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang senang kemudian.”

Harapan gua di bulan ramadhan ini semoga menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya dan semoga ramadhan tahun depan bisa bareng keluarga.

Karena lebaran sebentar lagi, gua mau mengucapkan minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin teman-teman semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *